Taman Bacaan Masyarakat Catatan yang tertinggal namun patut untuk disimak.
Perjuangan Membangun Budaya Membaca dan Menulis
Oleh : Virgina Veryastuti
Negeri ini semakin terpuruk setiap harinya, ketika semua yang diinginkan dapat diraih dengan mudah alias serba instant, masyarakat tak lagi menyukai sebuah proses yang membutuhkan waktu lebih lama. Mulai dari pemrosesan makanan hingga budaya belajar dapat dilakukan secara instant. Membuat generasi muda tak lagi mau belajar apalagi membaca, sebuah ancaman serius bagi masa depan sebuah bangsa.
Jakarta (21/2) Dalam sebuah acara diskusi pengantar literasi yang bertajuk : Pengalaman Komunitas Basis Membangun Budaya Membaca dan Menulis Berbasis Perpustakaan bertempat di Perpustakaan Diknas, Siti Nuraini ketua harian Family Education Series (FEDus) mengungkapkan bahwa "Wajah anak bangsa saat ini begitu mengkhawatirkan, menurut data diknas tahun 2004-2005, sekitar setengah dari 85 juta jumlah anak Indonesia tidak bersekolah. Dan peringkat pendidikan menurut Human Deviasi Index termasuk dalam nomor urut 112 dari 157 negara dan anak-anak tidak memiliki pemahaman apa yang mereka baca" .
Hampir seluruh anak-anak saat ini memiliki sifat senang membentak,
mampu melawan, menyukai hal-hal instant, tidak peduli terhadap orang
lain dan yang mencemaskan adalah mereka tidak menyukai sebuah proses.
Hal ini disebabkan karena banyak orang tua yang juga suka membentak di rumah, dan sebagian besar dari orang tua tersebut mempunyai anak usia 7 tahun. Usia dimana anak-anak mulai belajar untuk mengikuti kebiasaan yang mereka pelajari dilingkungannya.
"Oleh karena hal tersebut diatas dibutuhkan orangtua yang smart, orangtua yang mampu bertindak sebagai guru yang cerdas, teman yang mengetahui perkembangan lingkungan, pemimpin di rumah dan orang tua yang konsisten dan disiplin. Hal ini diperlukan agar anak dapat memiliki bekal yang baik bagi masa depannya." jelas ibu Nur lebih lanjut.
Fakta-fakta tersebut menjadi salah satu pendorong timbulnya perpustakaan- perpustakaan atau taman-taman baca masyarakat berbasis komunitas. Sebuah upaya menyelamatkan bangsa dengan meningkatkan budaya membaca dan menulis untuk anak-anak yang dilakukan oleh orang-orang yang peduli akan masa depan bangsa ini.
Gunawan Julianto, sebagai salah seorang penggerak Rumah Pelangi dari Dusun Kadirejo, Muntilan, Jogjakarta, melakukan beragam aktifitas untuk anak-anak di daerahnya. Kegiatan mulai dari membaca, menulis, observasi, membuat peta lingkungan hingga kreativitas yang sangat diminati oleh anak-anak disana.
Kegiatan serupa juga dilakukan oleh Soimah dari Taman Baca Mutiara Ilmu. Dua tahun lalu, ia membangun taman baca di tempat tinggalnya didaerah Bekasi dengan biaya sendiri. Tempat tinggal yang luasnya terbatas bukan halangan baginya untuk memberikan sarana bagi anak untuk membaca dan berkreatifitas, dengan tenda sederhana di depan rumah dan beberapa kursi plastik menjadikan kegiatan membaca lebih asyik dan menyenangkan.
Muak dengan keadaan saat ini, pembudayaan doktrinisasi orang tua yang membatasi anak untuk melakukan hal-hal yang diinginkan, menjadi salah satu alasan untuk membuat taman baca dalam bentuk sanggar di lingkungan perkampungan 'grass root' dilakukan oleh Robi Maulana dan teman-temannya dari Sanggar Belajar Miskin Kota.
Kondisi masyarakat yang susah untuk mencari makan bagi keluarganya sendiri, menjadi salah satu penyebab utama mengapa budaya baca/belajar di tingkatan "Grass Root" sulit dilakukan. Para orangtua lebih mementingkan anak dapat membantu mereka mencari uang untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari daripada belajar dan membaca. Bersama teman-temannya, Robi dengan sabar mengajak dan mendekati para orangtua untuk terus meminimalisir anak-anak yang turun kembali ke jalan mengajak mereka untuk membaca dan belajar di sanggar, sehingga cita-cita mereka agar jangan ada anak kecil di jalanan menjadi kenyataan.
Saat ini, Sanggar Belajar Miskin Kota tak hanya sebagai tempat untuk belajar namun juga berkembang sebagai tempat pengaduan dari para orang tua yang anaknya belajar di sanggar tersebut. Kesulitan-kesulitan mengenai ketidakmampuan orangtua untuk membiayai pendidikan anaknya membuat Robi dan teman-temannya membuat tim advokasi pendidikan yang bertugas untuk menangani masalah-masalah seperti ini. Sudah puluhan anak-anak miskin kota yang terbantukan dengan adanya tim advokasi ini.
Tidak hanya belajar membaca dan menulis, mereka juga berkesenian. Pembuatan street performance untuk masyarakat yang dilakukan di daerah perkampungan menjadi salah satu ajang menarik tersendiri bagi masyarakat. Menurut Robi, berkesenian tidak hanya untuk masyarakat tertentu, masyarakat miskin pun berhak untuk berkesenian.
Bapak Ganda Purnama, seorang bapak yang mengawali taman bacanya dari sebuah keprihatinannya di tahun 2001 ketika beliau sering menemui anak-anak penggembala kambing di dekat perumahannya sedang berebut majalah hingga berkelahi. Peristiwa tersebut menjadikan titik awal beliau terjun ke dunia taman bacaan. Mencoba mengenal masyarakat sekitarnya lebih baik, meminjamkan buku anak-anaknya kepada mereka menjadi satu triger untuk mencerdaskan dan memberikan wawasan yang luas untuk masyarakat sekitarnya yang ternyata hampir 99% tidak mengetahui tanggal lahir anak-anak mereka.
Akhirnya dengan didukung oleh keluarga dan masyarakat setempat, pak Ganda bekerjasama dengan Wacana berhasil mendirikan sebuah taman baca bernama Perahu Baca. Sebuah perahu yang berlayar di lautan ilmu dan menjadi wadah bagi orang-orang yang berlayar dalam perahu tersebut itu untuk terus menggali dan mencari ilmu.
Keinginan dan cita-cita yang luhur tanpa pamrih dalam mencerdaskan
anak bangsa ternyata bukanlah hal yang mudah dan tanpa halangan. Para pembicara dalam diskusi tersebut semuanya memiliki banyak tantangan dan benturan dengan masyarakat sekitar dimana mereka mencoba membuat taman baca untuk anak-anak. Mulai dari sindiran yang berhubungan dengan pribadi hingga tuduhan menjadi misionaris atau unsur-unsur sara lainnya adalah tantangan-tantangan yang harus mereka lalui. Ancaman baik melalui sms atau secara langsung pun kerap mereka dapati. Melakukan hal-hal baik untuk masyarakat tak selamanya mudah.
Beruntung mereka bukanlah orang-orang yang pantang menyerah, orang-orang terpilih yang mempunyai semangat dan pengabdian tinggi untuk masyarakat. Pahlawan sebenarnya yang tak pernah terucapkan dalam pidato-pidato kenegaraan.
"Salah satu cara yang saya lakukan untuk mengatasi hal ini adalah dengan mendekati masyarakat dengan cara bersahabat, mengenal mereka dengan lebih baik, bahkan saya tidak jarang sampai menginap dirumah masyarakat hanya untuk lebih mengenal mereka dan kebiasaan-kebiasaan nya" Ujar pak Ganda mengenai kiatnya mengatasi rintangan-rintangan tersebut.
"Bergandengan tangan, tetap konsisten, dan membuka wawasan adalah sebuah proses yang harus dilakukan dalam pendirian taman baca" Ibu Nur menambahkan.
Pembuatan Taman Bacaan Masyarakat oleh sebuah komunitas maupun perseorangan berbasis perpustakaan adalah sebuah perjuangan panjang dalam upaya membangun budaya membaca dan menulis di masyarakat.
Sebelum menjadikannya sebuah budaya, banyak tahapan-tahapan perjuangan yang harus dilalui, mengenalkan pentingnya membaca kepada masyarakat, membuat masyarakat untuk mencintai bacaan, membuka wawasan hingga menjadikannya sebuah budaya yang melekat erat dalam masyarakat. Sebuah perjuangan panjang merubah budaya 'pembodohan' dalam masyarakat saat ini.
Kegiatan diskusi yang diselenggarakan oleh Forum Indonesia Membaca dan dihadiri oleh berbagai macam komunitas dan taman bacaan masyarakat ini memang menjadi sebuah ajang berbagi pengalaman dan pengetahuan bagi semua orang yang memiliki keinginan yang sama. Keinginan untuk membuat taman bacaan atau hal-hal sejenis lainnya agar bangsa ini menjadi lebih baik.
Semua orang adalah guru dan semua tempat adalah tempat belajar, sebuah kutipan yang dipegang teguh oleh sanggar Belajar Rakyat Miskin Kota ini agaknya bisa dipegang oleh semuanya. Dengan berbagi ilmu dan pengalaman kita bisa menjadi guru bagi satu sama lain dan tempat dimanapun kita berbagi adalah tempat kita untuk belajar. Tetap semangat! [v]
17 May 2007
[InspirasiIndonesia] Artikel: MEMBENTUK KONSEP DIRI LEBIH BAIK
Dari: "Wuryanano Raden"
Tanggal: Tue, 15 May 2007 19:32:27 -0700 (PDT)
Salam....
Membentuk Konsep Diri Lebih Baik
Untuk membentuk Konsep Diri menjadi lebih baik lagi, maka lebih dulu Anda harus mengetahui hal apa yang mempengaruhi Konsep Diri. Anda harus tahu bahwa konsep diri dipengaruhi oleh 3 hal, yaitu:
1. Cita-cita Diri
2. Citra Diri
3. Harga Diri
Cita-cita Diri adalah keinginan untuk mencapai sesuatu tujuan / keinginan pribadi, dan itu sangat dipengaruhi oleh lingkungan sekitar Anda, orang tua, teman ataupun tetangga. Hal ini biasanya akan sangat kuat pengaruhnya terhadap Anda di masa depan. Seringkali terjadi bahwa cita-cita diri Anda bukanlah merupakan cita-cita pribadi Anda. Tetapi karena itu sudah terjadi dan Anda jalani saat ini, tidaklah mungkin mengubah secara fisik apa yang saat ini sudah terjadi. Misalnya, Anda tidak ada cita-cita untuk menjadi seorang dokter, tetapi karena orang tua Anda sangat menginginkan punya anak seorang dokter, maka akhirnya di dalam perjalanan pendidikan Anda sudah terarah untuk menjadi dokter, dan menjadi kenyataannya sekarang. Nah, ini tidak mungkin Anda ubah secara fisik. Anda pasti ya tetap menjadi seorang dokter, insinyur atau guru dan lainnya lagi. Hal ini sebenarnya tidak begitu berpengaruh pada kehidupan pribadi Anda, jadi jangan terlalu dipikirkan. Kehidupan Anda sejatinya tidak harus terkait dengan berbagai sebutan-sebutan profesi awal Anda. Tetapi penting di sini dipahami, bahwa kehidupan pribadi Anda sangat dipengaruhi oleh sesuatu yang lebih prinsip, sesuatu dari dalam diri Anda yang Anda yakini, yaitu Citra Diri.
Citra Diri ini perlu dipahami lebih dulu maknanya, karena merupakan suatu produk dari pengalaman masa lalu beserta sukses dan kegagalannya. Dari sini Anda membangun sebuah gambaran tentang diri Anda, yang menurut keyakinan Anda benar. Citra Diri sebenarnya adalah "Konsepsi Anda sendiri mengenai seperti apakah diri Anda sebenarnya".
Seringkali keyakinan Anda tentang diri Anda itu salah; dan sesungguhnya itu memang salah. Tetapi yang sering terjadi di sini adalah "Anda telah bersikap seakan-akan semua itu adalah benar". Anda bisa menjadikan hal itu sebuah kisah sukses, atau sebaliknya suatu kisah penuh kegagalan, kesialan, ketidakmujuran. Semuanya tergantung pada apa yang akan Anda lakukan terhadap citra di dalam diri Anda; citra yang merupakan alat penting untuk mencapai kebaikan atau keburukan.
Untuk mengubah, memperbaiki dan meningkatkan citra diri; Anda harus bersedia menggunakan kekuatan pikiran super Anda ini dan mau bekerja keras dengan sebuah wawasan baru, sebuah cara pandang dan cara berpikir baru.
Satu hal yang harus Anda miliki, itu adalah keyakinan. Semoga Anda memilikinya, karena kalau soal satu ini saya tidak bisa membantu Anda. Anda harus memiliki keyakinan cukup untuk melakukan mau melakukan perbaikan di dalam diri Anda sendiri, agar manfaatnya bisa segera Anda rasakan secara nyata dalam bentuk fisik.
Kembali kepada "citra diri"; lebih lanjut, semua tindakan dan emosi kita akan selalu konsisten dengan citra diri kita. Anda akan bertindak sesuai dengan macam pribadi yang menurut pikiran Anda adalah Anda. Anda tidak bisa bertindak selain dari itu, meskipun mungkin Anda melatih seluruh daya kemampuan Anda. Jika orang berpikir dengan keyakinan bahwa dirinya "tipe orang gagal", maka pasti dirinya akan menemukan cara untuk mendapatkan kegagalan; biarpun dia sudah berusaha keras sekali agar berhasil. Orang yang berpikir dirinya "tidak beruntung" seperti itu akan mendapatkan bukti bahwa dia memang selalu ditimpa kesialan atau kemalangan dalam hidupnya, meskipun dia selalu mencoba berusaha agar berhasil.
Hal penting untuk selalu diingat, adalah: Citra diri merupakan batu fondasi sekaligus tiang penyanggah untuk seluruh kepribadian kita. Secara harfiah, batu fondasi dan tiang penyanggah masih memungkinkan untuk direnovasi, diubah sesuai kehendak kita. Begitu pula halnya dengan citra diri.
Satu hal kebenaran mendasar yang perlu Anda pahami, yaitu: citra diri bisa diubah. Orang tidak pernah terlalu tua atau terlalu muda untuk bisa mengubah citra dirinya; dan memulai hidup baru yang lebih produktif, kreatif, inovatif serta berani mengambil risiko.
Sesungguhnya Anda bisa mengubah citra diri Anda. Oleh karena pada umumnya orang jarang menyadari bahwa kesulitan terletak pada penilaiannya atas diri sendiri. Begitu banyak di antara kita yang kurang menghargai diri sendiri.
Perubahan pasti memerlukan waktu dan usaha. Sangat diperlukan kesabaran dan ketekunan Anda sehingga segalanya akan berjalan lancar. Kalau Anda menggunakan keyakinan secara positif, Anda pasti bisa mengubah citra diri Anda untuk menikmati kehidupan dengan penuh kebahagiaan. Sebagaimana Aldous Huxley; seorang pujangga besar Inggris mengatakan bahwa, "Hanya ada satu sudut di alam semesta yang pasti akan bisa Anda perbaiki; itu adalah diri Anda sendiri".
Saya ingat sebuah kalimat suci yang menyebutkan, bahwa "Tuhan tidak akan mengubah nasib manusia, sampai manusia itu mau mengubah nasibnya sendiri". Sebuah nasehat dari Nabi, yang luar biasa sekali untuk Anda resapkan ke dalam pikiran dan sanubari Anda.
Pokok terpenting di sini adalah: "Anda memang harus ada keinginan dan kemauan sendiri untuk bisa berubah lebih baik". Orang lain, bahkan Tuhanpun tidak bisa menjadikan diri Anda lebih baik, jika Anda tidak ada keinginan disertai kemauan kuat untuk benar-benar mau berubah lebih baik.
Hal ke tiga yang mempengaruhi Konsep Diri adalah Harga Diri. Seberapa besar Anda bisa memberikan penghargaan kepada diri Anda sendiri akan menentukan seberapa tinggi harga diri Anda. Jika Anda seringkali sangat tidak menghargai diri sendiri, menganggap remeh diri sendiri. Maka orang lainpun bisa dipastikan tidak dapat menghargai Anda sebagaimana mestinya. Citra Diri Anda juga sangat kuat pengaruhnya terhadap Harga Diri Anda. Oleh karena itu, langkah awal yang harus Anda perhatikan adalah bagaimana membentuk citra diri lebih baik, sehingga harga diri Anda pasti ikut menjadi lebih baik lagi.
Keberhasilan Anda dalam memperbaiki atau membentuk kembali Konsep Diri yang benar sesuai keinginan Anda, sangat ditentukan oleh sikap Anda pribadi. Sikap adalah tidak lebih dari kebiasaan berpikir dan kebiasaan itu dapat diperoleh, sehingga sikap itu dapat dibentuk dan dipelajari. Sikap yang sehat secara pasti akan membimbing Anda menuju kesuksesan. Sikap yang sehat harus terus menerus dipupuk dan dibiasakan dalam keseharian.
Sekarang saatnya bagi Anda untuk mulai membentuk citra diri lebih baik, yaitu dengan mengubah cara berpikir Anda yang lama, menjadi cara berpikir baru dan memikirkan cara-cara baru dalam memandang segala hal yang ada di sekeliling Anda. Mengubah cara berpikir bukanlah dengan agama atau kurikulum pendidikan, tetapi dengan jalan mengubah diri, melakukan perjalanan ke dalam diri sendiri, memahami sepenuhnya siapa diri kita; termasuk unsur penunjang kehidupan diri kita. Para ahli sepakat bahwa perbaikan keadaan mental, dapat dicapai dengan mengubah pikiran tidak sehat menjadi sehat.
Ingatlah nasehat bijak ini: "Anda pasti bisa, jika Anda pikir Anda bisa", kata Norman Vincent Peale, seorang pemikir terkemuka dunia. Dia meyakinkan kepada kita semua, bahwa Anda pasti bisa melakukan keinginan Anda; jika Anda berpikir Anda bisa melakukannya. Tetapi nasehat ini menurut saya masih kurang lengkap; jadi perlu saya tambahkan satu phrase kalimat yaitu: "... dan ada kemauan kuat dari dalam diri Anda sendiri". Lebih lengkapnya saya tulis begini: "Anda pasti bisa, jika Anda pikir Anda bisa; dan ada kemauan kuat dari dalam diri Anda sendiri". Itulah nasehat bagus, yang saya lengkapi agar bisa Anda pahami maknanya dengan lebih jelas.
Dari kalimat nasehat di atas, jelas sekali saya tunjukkan kepada Anda, bahwa untuk bisa berubah, disamping harus punya keinginan sendiri disertai kepercayaan pikirannya; seseorang juga harus punya kemauan sendiri yang kuat untuk berubah; bukan hanya berpikir bahwa dia bisa berubah. Saya pikir, jika tidak ada kemauan diri sendiri yang kuat, orang pasti akan sulit berubah ke arah lebih baik.
Salam Luar Biasa Prima!
Wasalam,
Wuryanano
http://wuryanano. blogspot. com/
http://groups. yahoo.com/ group/SuperMindP ower/
Tanggal: Tue, 15 May 2007 19:32:27 -0700 (PDT)
Salam....
Membentuk Konsep Diri Lebih Baik
Untuk membentuk Konsep Diri menjadi lebih baik lagi, maka lebih dulu Anda harus mengetahui hal apa yang mempengaruhi Konsep Diri. Anda harus tahu bahwa konsep diri dipengaruhi oleh 3 hal, yaitu:
1. Cita-cita Diri
2. Citra Diri
3. Harga Diri
Cita-cita Diri adalah keinginan untuk mencapai sesuatu tujuan / keinginan pribadi, dan itu sangat dipengaruhi oleh lingkungan sekitar Anda, orang tua, teman ataupun tetangga. Hal ini biasanya akan sangat kuat pengaruhnya terhadap Anda di masa depan. Seringkali terjadi bahwa cita-cita diri Anda bukanlah merupakan cita-cita pribadi Anda. Tetapi karena itu sudah terjadi dan Anda jalani saat ini, tidaklah mungkin mengubah secara fisik apa yang saat ini sudah terjadi. Misalnya, Anda tidak ada cita-cita untuk menjadi seorang dokter, tetapi karena orang tua Anda sangat menginginkan punya anak seorang dokter, maka akhirnya di dalam perjalanan pendidikan Anda sudah terarah untuk menjadi dokter, dan menjadi kenyataannya sekarang. Nah, ini tidak mungkin Anda ubah secara fisik. Anda pasti ya tetap menjadi seorang dokter, insinyur atau guru dan lainnya lagi. Hal ini sebenarnya tidak begitu berpengaruh pada kehidupan pribadi Anda, jadi jangan terlalu dipikirkan. Kehidupan Anda sejatinya tidak harus terkait dengan berbagai sebutan-sebutan profesi awal Anda. Tetapi penting di sini dipahami, bahwa kehidupan pribadi Anda sangat dipengaruhi oleh sesuatu yang lebih prinsip, sesuatu dari dalam diri Anda yang Anda yakini, yaitu Citra Diri.
Citra Diri ini perlu dipahami lebih dulu maknanya, karena merupakan suatu produk dari pengalaman masa lalu beserta sukses dan kegagalannya. Dari sini Anda membangun sebuah gambaran tentang diri Anda, yang menurut keyakinan Anda benar. Citra Diri sebenarnya adalah "Konsepsi Anda sendiri mengenai seperti apakah diri Anda sebenarnya".
Seringkali keyakinan Anda tentang diri Anda itu salah; dan sesungguhnya itu memang salah. Tetapi yang sering terjadi di sini adalah "Anda telah bersikap seakan-akan semua itu adalah benar". Anda bisa menjadikan hal itu sebuah kisah sukses, atau sebaliknya suatu kisah penuh kegagalan, kesialan, ketidakmujuran. Semuanya tergantung pada apa yang akan Anda lakukan terhadap citra di dalam diri Anda; citra yang merupakan alat penting untuk mencapai kebaikan atau keburukan.
Untuk mengubah, memperbaiki dan meningkatkan citra diri; Anda harus bersedia menggunakan kekuatan pikiran super Anda ini dan mau bekerja keras dengan sebuah wawasan baru, sebuah cara pandang dan cara berpikir baru.
Satu hal yang harus Anda miliki, itu adalah keyakinan. Semoga Anda memilikinya, karena kalau soal satu ini saya tidak bisa membantu Anda. Anda harus memiliki keyakinan cukup untuk melakukan mau melakukan perbaikan di dalam diri Anda sendiri, agar manfaatnya bisa segera Anda rasakan secara nyata dalam bentuk fisik.
Kembali kepada "citra diri"; lebih lanjut, semua tindakan dan emosi kita akan selalu konsisten dengan citra diri kita. Anda akan bertindak sesuai dengan macam pribadi yang menurut pikiran Anda adalah Anda. Anda tidak bisa bertindak selain dari itu, meskipun mungkin Anda melatih seluruh daya kemampuan Anda. Jika orang berpikir dengan keyakinan bahwa dirinya "tipe orang gagal", maka pasti dirinya akan menemukan cara untuk mendapatkan kegagalan; biarpun dia sudah berusaha keras sekali agar berhasil. Orang yang berpikir dirinya "tidak beruntung" seperti itu akan mendapatkan bukti bahwa dia memang selalu ditimpa kesialan atau kemalangan dalam hidupnya, meskipun dia selalu mencoba berusaha agar berhasil.
Hal penting untuk selalu diingat, adalah: Citra diri merupakan batu fondasi sekaligus tiang penyanggah untuk seluruh kepribadian kita. Secara harfiah, batu fondasi dan tiang penyanggah masih memungkinkan untuk direnovasi, diubah sesuai kehendak kita. Begitu pula halnya dengan citra diri.
Satu hal kebenaran mendasar yang perlu Anda pahami, yaitu: citra diri bisa diubah. Orang tidak pernah terlalu tua atau terlalu muda untuk bisa mengubah citra dirinya; dan memulai hidup baru yang lebih produktif, kreatif, inovatif serta berani mengambil risiko.
Sesungguhnya Anda bisa mengubah citra diri Anda. Oleh karena pada umumnya orang jarang menyadari bahwa kesulitan terletak pada penilaiannya atas diri sendiri. Begitu banyak di antara kita yang kurang menghargai diri sendiri.
Perubahan pasti memerlukan waktu dan usaha. Sangat diperlukan kesabaran dan ketekunan Anda sehingga segalanya akan berjalan lancar. Kalau Anda menggunakan keyakinan secara positif, Anda pasti bisa mengubah citra diri Anda untuk menikmati kehidupan dengan penuh kebahagiaan. Sebagaimana Aldous Huxley; seorang pujangga besar Inggris mengatakan bahwa, "Hanya ada satu sudut di alam semesta yang pasti akan bisa Anda perbaiki; itu adalah diri Anda sendiri".
Saya ingat sebuah kalimat suci yang menyebutkan, bahwa "Tuhan tidak akan mengubah nasib manusia, sampai manusia itu mau mengubah nasibnya sendiri". Sebuah nasehat dari Nabi, yang luar biasa sekali untuk Anda resapkan ke dalam pikiran dan sanubari Anda.
Pokok terpenting di sini adalah: "Anda memang harus ada keinginan dan kemauan sendiri untuk bisa berubah lebih baik". Orang lain, bahkan Tuhanpun tidak bisa menjadikan diri Anda lebih baik, jika Anda tidak ada keinginan disertai kemauan kuat untuk benar-benar mau berubah lebih baik.
Hal ke tiga yang mempengaruhi Konsep Diri adalah Harga Diri. Seberapa besar Anda bisa memberikan penghargaan kepada diri Anda sendiri akan menentukan seberapa tinggi harga diri Anda. Jika Anda seringkali sangat tidak menghargai diri sendiri, menganggap remeh diri sendiri. Maka orang lainpun bisa dipastikan tidak dapat menghargai Anda sebagaimana mestinya. Citra Diri Anda juga sangat kuat pengaruhnya terhadap Harga Diri Anda. Oleh karena itu, langkah awal yang harus Anda perhatikan adalah bagaimana membentuk citra diri lebih baik, sehingga harga diri Anda pasti ikut menjadi lebih baik lagi.
Keberhasilan Anda dalam memperbaiki atau membentuk kembali Konsep Diri yang benar sesuai keinginan Anda, sangat ditentukan oleh sikap Anda pribadi. Sikap adalah tidak lebih dari kebiasaan berpikir dan kebiasaan itu dapat diperoleh, sehingga sikap itu dapat dibentuk dan dipelajari. Sikap yang sehat secara pasti akan membimbing Anda menuju kesuksesan. Sikap yang sehat harus terus menerus dipupuk dan dibiasakan dalam keseharian.
Sekarang saatnya bagi Anda untuk mulai membentuk citra diri lebih baik, yaitu dengan mengubah cara berpikir Anda yang lama, menjadi cara berpikir baru dan memikirkan cara-cara baru dalam memandang segala hal yang ada di sekeliling Anda. Mengubah cara berpikir bukanlah dengan agama atau kurikulum pendidikan, tetapi dengan jalan mengubah diri, melakukan perjalanan ke dalam diri sendiri, memahami sepenuhnya siapa diri kita; termasuk unsur penunjang kehidupan diri kita. Para ahli sepakat bahwa perbaikan keadaan mental, dapat dicapai dengan mengubah pikiran tidak sehat menjadi sehat.
Ingatlah nasehat bijak ini: "Anda pasti bisa, jika Anda pikir Anda bisa", kata Norman Vincent Peale, seorang pemikir terkemuka dunia. Dia meyakinkan kepada kita semua, bahwa Anda pasti bisa melakukan keinginan Anda; jika Anda berpikir Anda bisa melakukannya. Tetapi nasehat ini menurut saya masih kurang lengkap; jadi perlu saya tambahkan satu phrase kalimat yaitu: "... dan ada kemauan kuat dari dalam diri Anda sendiri". Lebih lengkapnya saya tulis begini: "Anda pasti bisa, jika Anda pikir Anda bisa; dan ada kemauan kuat dari dalam diri Anda sendiri". Itulah nasehat bagus, yang saya lengkapi agar bisa Anda pahami maknanya dengan lebih jelas.
Dari kalimat nasehat di atas, jelas sekali saya tunjukkan kepada Anda, bahwa untuk bisa berubah, disamping harus punya keinginan sendiri disertai kepercayaan pikirannya; seseorang juga harus punya kemauan sendiri yang kuat untuk berubah; bukan hanya berpikir bahwa dia bisa berubah. Saya pikir, jika tidak ada kemauan diri sendiri yang kuat, orang pasti akan sulit berubah ke arah lebih baik.
Salam Luar Biasa Prima!
Wasalam,
Wuryanano
http://wuryanano. blogspot. com/
http://groups. yahoo.com/ group/SuperMindP ower/
Subscribe to:
Posts (Atom)