Doewa [02]
Ku mulai semua ini dengan lembar surat yang ku kirimkan sebagai balasan surat mu sebelumnya…
Dan sebuah cerita pun beranjak mula dari sini………
Subject: Re: semua berpulang pada hari ini...
Date sent: Fri, 12 Jul 2002 03:58:28 +0700
semoga benar aku menjumpai seorang kawan...
...
kedatangan ku di kota mu..dengan terpaksa ku tunda hingga minggu depan. hari ini, Jum'at jam 15.00 arek-arek teater DUKCEK (e-mail nya : belajar_bersama@sekaligus.com) kumpul dilanjut jam 18.00 berlatih koor bersama Rudi.
kepulangan mu banyak meninggalkan pertanyaan.. bagiku itu biasa dan sangat wajar. hanya harus kau akui.. kita jalani saja kemarau yg panjang ini... menyisakan pertanyaan besar yang harus kau jawab sendiri, utamanya pada seorang kawan mu yang mungkin sekali menantang bicara pada mu. resiko mu, bung... hal yang sama ku alami dengan berita hari ini: "Aku harus pergi..."
bincang-bincang di alun-alun selatan? oke juga... kabar pasti ku kirim hari senen.. sebelum ku berubah pikir untuk secepatnya pergi dari kota tempat ku bergulat paksa dengan realita..
...
kau masih percaya privasi? bisa jadi privasi paling sempurna adalah MIMPI - ANGAN - HARAPAN - KEINGINAN yang selalu ideal seturut subyektivitas "aku"... selebihnya kumpulan normatif dan ide-ide utopis kebebasan individu. ku pikir RAHASIA justru tidak lagi jadi jaminan sebuah privasi. manusia... bung!
bandingkan dengan hewan atau mahluk hidup lain di luar manusia... LEBIH JUJUR MANA? otak kita penuh dijejali konsep+ide tentang keterbukaan dan kebebasan individu tanpa tahu didalamnya bom waktu sedia dan siap menghunus pedangnya untuk sekedar membuai kita atas nama KEBEBASAN INDIVIDU (apa bedanya INDIVIDU dengan PRIVAT?) artinya, aku sudah tidak percaya lagi apapun tentang Privasi dan segala macamnya... JIKA sekali lagi kalau pada kenyataannya : PRIVASI = KANTONG PERSEMBUNYIAN. maksudku... kita ngga' berani membuka diri bahwa inilah AKU tanpa baju, tanpa takut ditinggalkan kawan, tanpa takut kehilangan... sementara PRIVASI = KOMODITAS GAUL juga menyergap sebagian dari kawan kita. tuh khan... percaya ama tatanan kacau gini... budayanya ya, gitu itu!!
…
lantas apa yang mo' ku sampaikan ya simple aja... like or dislike apapun yang udah terjadi kemaren... ya bukan barang privat lagi donk... alias itu udah lewat, kenapa harus ditutupi.. meanwhile... apa yang terjadi saat ini ya, itulah AKU saat ini... JUJUR aja pada diri sendiri. manusia emang belum bisa berubah... pesimis..? ngga' ah, realistis aja. let there be life...!!
MUTUNG? childish banget... btw, natural bukan berarti gampang dibohongi lho ya.... INGAT !
lengkapnya cerita ku.. nanti via e-mail ku.. salam buat manusia di kota mu...(yang bukan manusia... boleh juga kau sapa)
/ d h a -- <fight4freedom@altavista.co.uk>
jangan jadi orang kedua setelah dirimu sendiri...
Namanya juga manusia.. sekedar apologi mungkin, kita emang sering memaklumkan sebuah pembenaran atas apa yang kita lakukan. Dan ku pikir itu alamiah, walaupun menyakitkan. Aku ada pengalaman menarik dan bisa jadi ini kita jadikan diskusi bersama yang saling menguatkan…
Sore ini komunitas teater dukcek jadi melaksanakan perhelatannya untuk sekedar berbincang dan berproses bersama, yang datang kalo mo’ disebut ya.. inoe, mekar, ine, tari, catur, manda, icak, rudi, asti, budi, blendonk, bowie, lita dan aku sendiri…
Hanya sedikit bicara serius yang intinya kita emang sepakat bikin jadwal latihan tiap kamis sore. Dan untuk permulaan ada beberapa naskah yang akan kita cobakan untuk berlatih..sekaligus memperdalamnya via modul workshop teater dari inoe sendiri.. SEMANGAT, itu yang jadi spirit awal kawan-kawan disini untuk lebih maju. Aku salut pada inoe + his fame. Ada secercah harap dari perbincangan tadi sore… terutama aku tertarik pada kepolosan tari yang berkeinginan untuk masuk isi jokja jurusan teater. Lepas dari perbincangan ringan sore itu… aku dan asti masuk ke kamar kerja sekre mudika untuk sekedar obrol ringan semi serius dan membaca beberapa e-mail yang masuk ke folder kita… sembari membuka lembar surat yang dikirimkan oleh malaikat kita dari semarang (nanti akan kutunjukkan pada mu di kotamu)… “ ternyata dia belum bisa merubah sikap ya…” ujar asti padaku menanggapi surat thomas. Dan pertanyaan yang sama keluar juga pada akhirnya ketika membaca suratku untukmu… “kapan aku ke jokja..” asti bilang sudah banyak sebenarnya perubahan yang bisa kita alami sekarang… hanya saja ada beberapa bagian yang lepas, bagian yang sebenarnya bisa jadi mampu untuk lebih dari sekedar menguatkan gerak laju pertumbuhan kedewasaan kita bersama… ada kegetiran yang menyelinap dalam setiap komentarnya.. dan ini yang membuatku semakin mengerti kenapa hal yang sama aku rasakan ketika untuk beberapa saat aku menemani adiknya inoe dan icak… tiga hari aku bersama inoe berputar keliling purwokerto dan banyumas layaknya dua orang debt collector tagih sana-sini… ada banyak cerita yang terungkap sekaligus meyakinkan kami berdua bahwa untuk sekedar memulai sebuah proses butuh keluangan waktu dan kesabaran yang begitu besar menghadapi segala macam tafsir gerak dan lakon yang kami sandang saat ini. Aku merasakan pengalaman dejavu yang kesekian kalinya… saat inoe berbicara panjang lebar sembari berkonsentrasi di atas kendaraan roda dua yang menghantarku bersamanya menuju rumah dan toko tempat sasaran tagihan arisan..
Hal yang sama ku alami bersama asti sore tadi…
Sementara waktu terus menggelinding… kawan-kawan lain berlatih koor.. jule datang dengan sangat tergesa mendesakku untuk membuka folder e-mail yang menyangkut dirinya… lagi-lagi kecurigaan yang besar ada pada dirinya, sampai-sampai harus bolak-balik buka tutup e-mail yang ada.. takut ketauan orang lain yang tiba-tiba datang… hah, apalagi ini… sembari cerita yang terus mengalir tentang kekesalannya pada pengalaman privat yang dialaminya.. ada saja kejadian tak terduga yang muncul… kok, jadi paranoid gitu sih… intinya seakan privasi jadi hal yang sangat menggurita dihidupnya sampai-sampai harus butuh waktu khusus untuk sekedar mengungkap kekesalan karena beberapa hari ini dia ngalamin kebingungan…mulai dari kiriman e-mail aneh sampai pandangannya soal privasi dan relasi… “aku masih bisa mempercayaimu khan ya…” itu yang keluar dari mulutnya kesekian kali setelah semalam kemaren aku menghubunginya via telpon..
Kusempatkan juga untuk bicara tentang hal tadi ketika aku diminta tolong oleh eq.. beli roti bakar untuk kawan-kawan yang berlatih koor… dengan siapa…kau pastinya tidak akan pernah menyangka kalo dia itu kawan kita yang paling cuek bicara tentang hal semacam ini … kau kenal si peth khan…
Ternyata dia pun lebih dari sekedar tanggap atas apa yang terjadi selama ini bung!… ya, ada keasyikan tersendiri ternyata punya beberapa kawan yang cukup punya kegilaan.. ku katakan kegilaan karena kau juga pernah mengatakannya di warung mie ayam selepas kita berjumpa dengan oneng waktu yang silam. Sesekali boleh juga kok.. Dan, kita melepas segala kepenatan dan kegusaran dengan menghancurkan sekaligus seluruh ide dan pikiran kita tentang perubahan… sesekali pesimisme ternyata mampu sekedar menjadi candu yang melegakan…
…
ada banyak hal yang ingin ku ungkap dan pastinya akan banyak lembar percuma yang harus ku terakan dengan ketikan panjang tentang semua kegelisahan ini… hanya saja itu ngga’ cukup mengobati kerinduan ku yang teramat sangat untuk segera pergi dari kota kita yang tercinta dan melepas obrolan di kota mu.
Aku pasti ke sini (kota mu) secepatnya… setelah ku selesaikan urusan kampusku yang kulupakan dengan sengaja beberapa hari ini… kalo ngga’ ada aral sekitar hari selasa aku sudah bisa meluncur ke kotamu… jadi, ku tunggu kabar darimu tentang agenda minggu depan yang mungkin bisa jadi membutuhkan kehadiranmu…
…manoesiapagi
ta’ lampirkan juga ini… coba kau perhatikan deh, Dan. Mestinya kau tau siapa yg mbuat…
“Katanya sudah besar, tapi kok……”
Itu khan hanya katanya . Kata orang orang yang bisanya cuma maido . Huh njengkelin. Kulakukan apa saja sesukaku, biar orang lain tambah maido. Biarin aje.
Ngga asyik… Ngga asyik…… Ngga asyik……
Biarin…..biarin……..biarin………. Biarin aje
Biarin orang mau bilang apa. Gue ya gue. Orang bisa kaget dengan aku yang seperti ini. Yah.. kita hidup dalam proses. Yah, hidup ini sebuah proses yang akan berakhir saat kita mati. tApi katanya, setelah maati itu ada hidup yang lainya lho!! Ah, itu hanya kepercayaan. Katanya hidup merupakan proyeksi dari apa yang aada dalam pikiran kita. Begitu juga dengan kepercayan yang kita percaya banget. Ah ngga mau mikir berat-berat ach. Ngga asyik.
Eh.. tiba-tiba banyak. Sttttt selingan.
Eh, aku sudah dewasaa apa belum si? Kayaknya, orang orang begitu melihat aku yang …. Seperti emmm. Rasaanya , saat aku bercermin dalam imajinasiku, aku adalah manusia yang masih jauh dari BAIK. Ihhhh jeleeeek banget.. aku seumur-umur nggak pernah merasa jadi baik. Tapi aku pernah merasa bahagia banget. Saat aku tahu ada orang lain yang melihat bahwa aku ada.
Wah tulisannya kok jadi ngglambyar ndak karuan . biarin..biarin..biarin. Cuek aja lagi. Lanjjjjuuuuuuuctttthhh.
Ach.. udah cape, udah malem lagi. Besok atau lain kesempatan disambung lagi.
Salam pembebasan
Wong kesasar
18 December 2006
drama persembahan dini hari [02]
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment