Empat [04]
Episode terakhir dari Drama Persembahan Dini Hari ku lunaskan hari ini.. setelah lelah penat lunglai selimuti tubuh letih ini… sekedar ucap kata “SELAMAT TINGGAL KAWAN..” rasanya cukup pantas, bila tidak mau dikatakan plin-plan dalam mengambil keputusan hidup. Yap.. setelah sekian tempo sudah ku dihadapkan dengan kata “tunda..”… MAAF, ATAS NAMA PENGALAMAN.. ku beranikan diri untuk beranjak-beringsut-bertekad tanpa harus menoleh ke belakang.. kita harus sudahi semua peran yang sudah kita lakoni, kawan. Skenario baru sudah menanti untuk segera dimainkan, peran baru sudah tidak mungkin lagi ditunda barang sejenak.. kita ngga’ bisa lagi se-subyektif dulu, bung!
…
Semula aku masih percaya diri untuk meneruskan perjalanan di sini.. tapi tidak untuk hari ini, sekali-kali tidak, setelah begitu banyak serpih-serpih momen yang ku hela dengan nafas panjang. Ngga’ ada intervensi, ngga’ ada paksaan.. semua berlaku wajar saja. aku jenuh dengan rutinitas perubahan yang terjadi di sini… itu saja titik.
Tidak ada yang salah… bagiku semua berjalan wajar. Dan memang itulah realita sesungguhnya panggung drama kita di sini. Jadi tunggu apalagi.. aku yang menyingkir atau berdamai dengan realita semu.. sekali lagi, sayangnya aku lebih memilih yang paling menyakitkan.. karena dengan sakit ku aku bisa lebih merdeka, bebas dan terbuka dengan realita, bung!
…
BIKIN HIDUP LEBIH HIDUP… bagus juga tuh, aku sepakat. Kesabaran seperti matahari dan kesetiaan adalah rembulan… perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata. MUNAFIK bisa jadi topeng berikutnya dan akhirnya SEKALI BERARTI SESUDAH ITU MATI…kasihan sekali!
[monolog selesai……]
TAMAT
Dirampungkan di Purwokerto, medio Juli 2002 pk.01:23:45 wib
No comments:
Post a Comment