04 March 2006

Hugo Chaves: Seorang Sosialis Bolivarian di PBB

Hugo Chaves: Seorang Sosialis Bolivarian di PBB

Oleh Roger Burbach

Caracas, Venezuela. Hugo Chavez kini memasuki arena dunia sebagai penganjur perubahan mendasar di negaranya sendiri dan di luar negeri. Pada kesempatan pertemuan pemimpin dunia di PBB minggu ini ia menyatakan: "Model yang digunakan PBB telah aus. Abad ke duapuluh satu menuntut perubahan2 mendalam yang hanya akan mungkin kalau sebuah organisasi baru dibentuk." Ia menggambarkan hantu "globalisasi neo-liberal yang menakutkan" yang telah melemahkan "will" PBB. Menyinggung Amerika Serikat, ia menyerukan supaya AS mengakhiri "kediktatoran yang tak punya malu" terhadap organisasi internasional tersebut dan menuntut supaya markas besar PBB dipindahkan dari New York ke "kota internasional" di Negara Selatan.

Seruan-seruan untuk mengadakan perubahan radikal pada tingkat global merupakan cerminan dari transformasi-transformasi mendalam yang sedang terjadi di dalam Venezuela. Mulai awal 2005 Chavez menyatakan bahwa Venezuela bertujuan untuk membangun "sosialisme baru untuk abad kedualuh satu."

Yang sedang dibangun Venezuela sama sekali tidak menyerupai sosialisme yang kita kenal di abad yang lalu. Selama ini tidak terlihat adanya upaya untuk mengambil alih aset-aset perusahaan-perusahaan nasional dan transnasional terbesar di negara tersebut. Lebih jauh, Chavez juga tidak mendeklarasikan negara Rakyat, ia hanya mendeklarasikan Republik Bolivarian, sementara birokrasi negara dari rejim lama sebagian besar masih utuh. Lagipula, tidak
terdapat partai politik tersentralisasi yang diberi tugas khusus mentransformasi perekonomian negara ataupun nilai-nilai sosial, politik dan budaya negara tersebut.

Namun, bahkan sebelum proklamasi Chavez bahwa sosialisme merupakan butir agenda, berbagai transformasi fundamental telah dimulai di Venezuela. Seperti dikatakan Marta Harnecker, seorang penasihat Chavez, "Venezuela sedang terlibat dalam revolusi sui generis [tak ada duanya]."

Di PBB, Chavez menyebut pencapaian pemerintahannya selama tujuh tahun. Dalam negara
berjumlah penduduk 25 juta, 1,4 juta telah belajar membaca dan menulis dalam satu setengah
tahun, sementara 3 juta rakyat Venezuela yang sebelumnya tak punya akses pada pendidikan karena kemiskinan sekarang telah terdaftar dalam sistem pendidikan. Sebanyak 70% penduduk sekarang menikmati akses gratis pada pelayanan kesehatan, sementara 45 % rakyat menerima subsidi pangan melalui koperasi, program pangan khusus dan pusat distribusi pemerintah.

Keberhasilan-keberhasilan ini membuat Sasaran Milenium Summit yang didukung PBB kelihatan kecil sekali: sasaran2 Milenium (MDG) tersebut antara lain, hanya mengurangi kemiskinan global sebesar 50% pada tahun 2015 dan mematok tercapainya pendidikan dasar universal pada tahun yang sama. Sebagaimana disebut Chavez, dengan kecepatan perubahan yang sebenarnya terjadi sejak summit itu, kekurangan pangan tidak akan dikurangi 50% sebelum tahun 2015, sedangkan pendidikan dasar universal tidak akan tercapai sebelum tahun 2100.

Pemerintahan Bush memaki Chavez karena dianggap sedang berupaya mendirikan "another Cuba" di Venezuela. Ini sangat tidak tepat. Marta Harnecker, yang juga mengambil peran dalam dan menganalisis revolusi Kuba, mengatakan bahwa "hanya sedikit kemiripan antara Kuba dan
Venezuela." Masing-masiing negara mempunyai pemimpin yang karismatik tetapi persamaannya
hanya sebatas itu saja. Harnecker menyatakan: "Fidel Castro menggunakan apparat partai sentral untuk membangun sosialisme di Kuba, sementara Venezuela tidak memiliki struktur seperti itu." Bahkan sebenarnya, Chavez dengan latar belakang militernya curiga pada partai politik antara lain karena krisis partai pada rejim lama dan pertengkaran berkepanjangan antar partai dan peserta dalam Gerakan Republik pro-Chavez, organisasi politik yang mendominasi Dewan
Nasional negara tersebut.

Bagi sementara pihak di kiri, ini berarti bahwa, sebaik-baiknya, Chavez merupakan seorang populis atau, seburuk-buruknya, seorang caudillo abad kesembilanbelas. Memang benar bahwa banyak ciri pemerintahan Chavez yang menandakannya sebagai kombinasi kedua unsur itu, bahkan lebih banyak lagi. Sebuah sistem yang unik sedang ditempa di Venezuela. Sistem tersebut merupakan perpaduan bentuk-bentuk pra-modern karena Chavez memang sedang merujuk pada caudillos* serta pahlawan-pahlawan seperti Simon Bolivar pada abad ke 19. Tetapi, pada saat yang sama, di Venezuela sedang berkembang "revolusi demokratik pasca-modern" karena ratusan ribu organisasi dan gerakan lokal sedang mengakar di kalangan rakyat
banyak, yang memungkinkan rakyat menentukan kehidupan dan nasibnya sendiri. Selama tujuh
tahun pemerintahan Chavez telah diselenggarakan delapan pemilihan umum dan referendum, dan pemilihan umum untuk Dewan Nasional sudah diagendakan menjelang akhir tahun ini, yang
membuat Venezuela menjadi contoh demokrasi partisipatorik yang otentik.

Mulai dengan apa yang disebut "Misiones" atau Missions pada tahun 1999, Chavez telah mendorong gerakan akar-rumput dalam jumlah yang luar biasa di antara 80% penduduk Venezuela yang punya sejarah marjinalisasi yang panjang. Misiones (misi) awal dan yang paling penting memusatkan perhatian pada pendidikan dan pelayanan medis. Misi2 medis umumnya terdiri dari dua orang dokter, kebanyakan dari Kuba. Dokter-dokter ini dikirim ke komunitas pedesaan dan wilayah kumuh perkotaan untuk memberi pelayanan kesehatan dan memfasilitasi rakyat untuk membangun organisasi untuk memenuhi kebutuhan kesehatan mereka. Misi2 pendidikan merupakan bagian dari program "barrio adentro" yang terdiri dari tim-tim nasional dan lokal yang terlatih dan bekerja untuk mendirikan program untuk menangani buta huruf dan untuk memfasilitasi masuknya orang dewasa dan anak muda kembali ke dalam program pendidikan untuk meningkatkan kesempatan kerja. Program-program kesehatan dan pendidikan tidak diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan atau Kementerian Pendidikan. Program-program ini, dan juga misi2 lain yang terlibat dalam upaya landreform, pelatihan untuk pekerjaan, dsb., didanai dan dibimbing langsung oleh tim-tim kebijakan nasional yang bertanggungjawab pada Hugo Chavez.

Gerakan koperasi juga telah mengalami kemajuan pesat: Saat ini terdapat lebih dari 70.000
koperasi dari berbagai jenis yang beroperasi di seluruh negara. Inisiatif lain yang sangat penting, yang diselenggarakan dari bawah ialah "Comites de Tierra" (Komite Tanah). Di negara ini di mana mayoritas penduduk sudah merupakan penduduk kota, lebih dari 65% penduduk kota tidak memiliki hak formal atas tanah. Komite-komite ini masing-masing terdiri dari 150 hingga 200
kepala keluarga dan sedang menjalankan proses melakukan survei tanah dan mendapatkan hak atas tempat kediaman mereka. Sekarang telah ada sekitar 5000 Komite di seluruh Venezuela.
Komite-komite ini hampir tidak ada hubungan dengan Kementerian Perumahan. Kegiatan mereka dibimbing oleh Dinas Teknis Nasional untuk Tanah yang direkturnya, Ivan Martinez, diangkat oleh Chavez.

Revolusi Bolivarian juga bergaung di arena internasional. Pada bulan lalu, Chavez meluncurkan PetroCaribe, program untuk memberi minyak bumi pada negara-negara Caribbean dengan
potongan harga dan akses pada kredit jangka panjang berbunga 1% per tahun. Ini merupakan
tambahan pada pembentukan PetroSur, rencana untuk mengintegrasi jaringan enerji di beberapa negara Amerika Selatan, dan juga keterlibatan Venezuela dalam South American Common Market (Mecrosur) dan komunitas ekonomi Andes (Andean economic community).

Semua tindakan ini merupakan tantangan terhadap hegemoni historis Amerika Serikat di Amerika
Latin yang datang justru pada saat tangan2 imperial AS terbelenggu karena perang di Iraq. Tidak mengherankan bahwa pemerintahan Bush dan sekutunya dari pihak evangelis kanan, Pat Robertson, melancarkan berbagai berondongan melawan Chavez dan revolusi sosialis Bolivarian
di Venezuela. Minggu ini, Departemen Luar Negeri AS merendahkan diri dengan berusaha mencekal anggota2 tim security Chavez yang mengawalnya dalam perjalanan ke AS. Sebagaimana dinyatakan Chavez di depan PBB, meski terjadi "agresi-agresi internal dan eksternal seperti itu, Škami akan berjuang demi Venezuela, demi integrasi Amerika Latin, dan demi dunia."

Roger Burbach adalah direktur Center for the Study of the Americas berbasis di Berkeley, California. Buku2nya yang terbaru ialah: "The Pinochet Affair: State Terrorism and Global
Justice." Dan "Imperial Overstretch: George W. Bush and the Hubris of Empire"

*catatan: caudillo = tokoh2 melawan oligarkis, sering berlatar belakang tentara dan mempunyai
karisma, tetapi sering juga setelah berhasil, membentuk oligarki sendiri. Banyak di antara
mereka yang sebenarnya berasal dari golongan tuan tanah.

No comments: