20 February 2006

to Dee..

Dee.. 
hari ini aku nemuin lagi arsip lama yang pernah jadi bagian petualanganku.. 
sori kalo belom ada yang baru di selasarku ini.. 
like O'Hara said: Nothing new under the sun
... 
I'm gonna build a mountain, from a little hill 
I'm gonna build a mountain, least I hope I will 
I'm gonna build a mountain, I'm gonna build it high 
I don't know how I'm gonna do it, only know I'm gonna try 
I'm gonna build a daydream, from a little hope 
I'm gonna push the daydream, up that mountain slope 
I'm gonna build a daydream, woah, I'm gonna see it through 
Gonna build a mountain and a daydream, gonna make 'em both come true... 
... 
I'm gonna build a heaven, as a will someday 
And the Lord sends Gabriel to take me away 
Woah, I wanna fine young son, to take my place 
I'll leave my son in my heaven on earth with the good Lord's grace. 
Yeah! 
-- Bing Crosby & Matt Monro (Gonna Build a Mountain, 1967) 

that song..inspired me till now. 
karena sampai saat ini aku masih bercengkerama dengan harapan. 
Dee, ku tunggu saatnya tiba...

CEMARA DI KAKI GUNUNG MERAPI

tujuh cemara termangu menghadap Sang Timur 
ufuk Barat memerah hantarkan senja basah bulan ini 
seorang bocah laki-laki tertawa jajakan rotinya 
sesekali burung Gereja berceloteh seakan berkata: 
"KITA MASIH SATU DARAH, KAWAN…!" 

tujuh pucuk cemara saksi pertemuan manusia 
dan ketika satu persatu lapuk dimakan jaman 
aku terpaksa bicara: 
"KITA CUMA PUNYA CINTA…!" 

tujuh pucuk cemara tinggal cerita klasik 
dihamparan kegelisahan hari-hari 
tak kudengar lagi harumnya bunga bangkai 
aku mulai tidak mau peduli lagi 
"KITA BUKAN SATU IBU…!" 

[WAKAFIA, 12 JANUARI 2000] 
 …
ketika negeri yang kucintai menjadi sebuah saksi peradaban yang terserak, tercerai berai dengan keinginannya untuk berpisah demi anak bangsa

07 February 2006

galeri catatan ku

Ketika Waktu Bicara
[catatan pinggir, kr.wangkal..17.07 wib]

setelah sebuah masa kehancuran datanglah titik balik.
cahaya penuh daya yang dahulu hilang kini bersinar kembali.
segala sesuatu adalah gerak, namun bukan oleh tenaga
...
gerak itu alami, mengalir spontan.
karena itulah pergantian menjadi mudah.
yang lama berakhir, yang baru terlahir.
keduanya berlangsung dalam saat yang telah ditentukan.
karenanya tidak ada luka yang ditimbulkan
....
"perlukah takut jika engkau percaya akan sampai tempat tujuan?"

genggamlah yang ada di depanmu
setangkai mawar hutan merah jambu
merekah sempurna di antara bunga-bunga
kecuplah sebelum musim berganti rupa
sebelum helai demi helai kelopaknya jatuh
bersama denting masa
kecuplah penuh kasih.
Walau duri-duri
lukai jemarimu, tetap dalam cinta: selamanya
matahari abadikan sinarnya alam hadirkan
keindahannya untukmu semata
....
thanks

LAST PAPERCUT

LAST PAPERCUT 
[slalu menghantuiku] 

Dikemas 07/02/2003 

"hidup hanya wayang yang berjalan 
lakon yang meregang untuk satu malam 
cerita yang dikisahkan oleh si bodoh 
penuh riuh serta resah, 
yang tak berarti apa-apa" 
 [dalam Macbeth, Shakespeare] 
.. 
kereta pagi berhenti. serta merta gerombolan penjaja makanan dan calo angkutan menyerbu, menyeruak, menyelinap jejak manusia berwajah kuyu yang baru saja terbangun dari tidur lelapnya semalam. uh, siapa yang tahan bau keringat bercampur nafas tersengal sisa rokok kretek eceran.. 
tak usah menunggu lama pertanyaan demi pertanyaan menghujam telinga seperti sering ku lihat di acara konferensi pers pejabat negara. jawaban singkat rasanya sudah tidak lagi digubris. diam pun tak punya nilai apa-apa kalau mau cari aman.. 

"NUNGGU JEMPUTAN, MAS...!" 
dan ku selipkan muka marah saat satu-satunya harta milikku mulai ditarik-tarik seorang laki-laki jangkung bermata sayu. duduk manis di beranda stasiun jadi pilihan pasti. minimal bisa bernafas sedikit lega berharap subuh cepat berlalu. 
selang tiga hari yang lewat, ku pesan tiket jurusan Senen-Lempuyangan yang nominalnya mulai menyesakkan pikiran. rencananya aku harus menemui seorang kawan yang lama tidak ku jumpai via surat. modal selembar dua puluh ribuan kucel beranjak pergi tinggalkan kontrakan berdebu hanya sekedar bersua, ku pikir cukup buat melepas kepenatan harian di kantor. 

"PURWOKERTO, pak..!" 
"sudah penuh, BERDIRI ya!" 
"TRIMA KASIH.." 
ah terpaksa berdiri. berdiri bukan duduk layaknya wakil rakyat di gedung parlemen. kelas ekonomi penuh sesak, kelas bisnis tak terbeli, kelas eksekutif.. go to hell! antri di loket surga bagi para copet... 
.. 
hanya dalam seketika kecurigaan menyergap manusia alih-alih dunia tidak lagi nyaman sementara kemarahan menyeruak meminta puluhan.. ratusan.. ribuan korban sekali lagi hanya dan oleh karena kekuasaan-ketamakan-kedunguan mahluk bertajuk manusia sampai lalu entah kapan manusia.. yap, lagi-lagi manusia semua dan bukan sebagian dari dunia selamat datang 
.. 
"KOPI, gulanya sedikit aja.." 
"sudah baca koran hari ini?" 
"emangnya ada berita apa?" 
gila, seorang George Bush bisa menentukan Jam Kematian sebuah Bangsa. bocah ingusan dikeroyok sampai tewas gara-gara ngamen di perempatan. seorang ibu bakul gorengan menang togel ditangkap polisi. anak ketua DPRD tersangka pengedar narkoba bebas dengan jaminan orang tuanya. preman beking pejabat tewas ditembak tentara. 
"masih sering balik, Dan.." 
"ke mana? Semarang?" 
"ya.. ke rumah pacarmu?" 
mendadak tak ku dengar jawaban. 

Dani cuek dengan kerjaannya cuci gelas sisa kopi semalam. hanya lelaki brengsek yang betah berlama-lama dengan impian lacurnya. tapi tidak dengan Dani, harta pribadi satu-satunya yang paling berharga ya, rumah mungil di bilangan Beji. motor hasil kerjanya pun dibiarkannya teronggok lunglai tak terawat. aku iri punya kawan seperti dia. dari semula ku kenal sosoknya yang nyantai, hidup single, pikiran yang lepas.. sempat menggodaku untuk ikuti jejaknya jadi penulis lepas. 

"Ji, ikut aku ke Sokajati ya.." 
"ngapain ke sana?" 
"aku butuh bicara sama Greg..!" 
 ku perhatikan ada yang aneh dari nada bicaranya yang tinggi saat menyebut nama Greg. siapa dia.. entahlah, aku ngga pernah dengar sebelumnya. dan motor pun melaju kencang menghantarkan aku dan Dani ke tempat yang bising dengan suara kendaraan dan kereta api yang lewat. lagi-lagi ku lewati rel kereta api yang sama. bedanya ini siang hari. 

Greg orangnya cukup simpatik dengan ku. bisa jadi gara-gara baru kenal.. aku hanya membuka-buka beberapa majalah yang tergeletak rapi di bawah meja tamu. sesekali ku curi-curi kesempatan untuk sekedar nguping pembicaraan serius kawanku Dani di ruangan sebelah kamar tamu. aku mulai curiga. yap, curiga yang wajar ketika segalanya terlihat tertutup bahkan aku tak punya andil apapun untuk sekedar bertanya ADA APA.. 
.. 
kita bukan orang jahat, meski sebenarnya tak kurang alasan kita untuk disebut orang jahat. 
kita semua dilahirkan menjadi manusia dengan keadaan telanjang, tetapi di dalam perjalanan, nasib suka membentuk kita seolah-olah kita hanya terbuat dari lilin. 
kemudian kita akan menyusuri jalan yang berbeda untuk satu tujuan yang sama; kematian. 
ada orang yang disuruh melalui jalan yang diapit bunga-bunga indah, sedangkan yang lain disuruh melalui jalan yang dipenuhi tumbuhan berduri. 
golongan yang pertama memandang sekelilingnya dengan senang dan dalam harumnya kebahagiaan, mereka melemparkan senyum tak berdosa. 
sementara golongan yang kedua menggeliat di bawah sengatan terik matahari dan mengernyitkan alis penuh kengerian, seperti binatang liar yang terpojok dan berusaha bertahan. 
ada perbedaan yang besar sekali antara menghias tubuh dengan pakaian mahal serta wewangian dan yang menghiasnya dengan tato yang kelak tak dapat hilang. 
itulah tragedi kehidupan yang harus selalu dilawan
... 
[si terhukum mati, pascualle duarte]
 .. 
kawanku, Dani. kutuliskan surat pendek ini padamu sebagai awal dari hubungan kita yang aneh ini. kukatakan hubungan awal, karena sejak semula di hari itu aku tidak lagi punya urusan dengan masa lalumu. hanya lelaki brengsek yang betah berlama-lama dengan impian lacurnya. itulah dirimu sekarang. Jakarta atau kota manapun ku pikir tak akan menerimamu sebagai manusia normal, yap.. manusia biasa-biasa saja yang hidupnya pun biasa-biasa saja. aku ngga' tahu apa yang ada di benakmu hari itu.. yang pasti ceceran darah yang mengalir di tanganmu dan lenguhan nafas tersengal orang yang baru ku kenal dengan nama Greg sudah cukup menjelaskan padaku..

MAAF, aku pastinya tidak cukup pantas menyandang sebutan kawan.. karena aku lari dan menjauh. pastinya, kau masih menjadi bagian dari cerita hidupku, mungkin dari sisi yang berbeda, kawan.. 

"Hari ini aku dihakimi 
Aku ingin tetap melangkah 
Meski berat lagi sendirian 
Dan resiko lebih berat akan segera kurasakan.." 

dari kawanmu, Aji. 
.. 

buat kawan-kawanku yang harus meringkuk dalam penjara kehidupan.. 
JANGAN PERNAH KAU HADAPI HIDUP SENDIRIAN!!

from fan-dol

Date: 26 Sep 2002 02:54:01 -0000 Buat damir Hiasilah Jiwamu Setelah beberapa lama, kau akan mengerti perbedaan tipis antara menggandeng tangan dan membelenggu jiwa, Dan kau akan mengerti bahwa cinta bukan berarti bersandar dan teman bukan berarti aman, Dan kau mulai mengerti bahwa ciuman bukanlah kontrak dan hadiah bukanlah janji, Dan kau mulai menerima kekalahanmu sambil mengangkat kepala dan membuka mata, dengan kelapangan dada seorang dewasa, bukan kesedihan seorang anak, Dan kau belajar membangun semua jalanmu hari ini karena tanah hari esok sangat tak pasti, sulit direncanakan. Setelah beberapa lama kau mengerti bahwa sinar mentari pun akan membakarmu kalau berlebihan. Jadi, tanamilah kebunmu dan hiasilah jiwamu, jangan menunggu orang lain membawa bunga untukmu. Dan kau mengerti bahwa kau bisa bertahan Bahwa kau sebenarnya kuat, Dan kau sebenarnya berharga. [ Veronica A. Shoffstall ] kukirim ini buat semua sobatku yg terbaik & terindah sebagai ucpan syukur. kok kayanya b'syukur terus ya.... yah, gpp.... semoga kita tetep inget buat b'syukur!!! fan-dol smilecorner@plasa.com -------------------------------------- 'We are also what we have lost' (alejandro gonzalez innaritu - amores perros)

04 February 2006

puisi untuk diva sarasvati-ku

we should not cease to have a noble dream, and we have to convinct ourselves and others that the dream will surely come true... an "other" world is possible! selagi kita masih bisa berdiri tegak kenangan abis pelatihan gender analysis di usc satunama jogja.. kebetulan aku ada selarik puisi yang benernya seh udah pernah nongol di cybersastra.net Jendela Kamar Masih Tertutup Rapat Dikemas 21/01/2003 oleh avantgarde to: diva sarasvati.. aslinya, perempuan bertajuk diva sarasvati imajiner adanya. ini ku persembahkan kepada perempuan-perempuan yg terus berjuang memposisikan diri sebagai manusia.. jelasnya kita ngga' pernah bikin satu komitmen ada banyak hal yang harus kita penuhi dulu sebelum kau memutuskan untuk terus mengejarku dengan berbagai macam harapan-harapan kosong. aku sudah muak.. ini harus diakhiri. .. usia dua puluh lima bukan sekedar seperempat abad aneh..mengapa harus dipertanyakan dari dulu manusia tidak pernah habis-habisnya membelenggu diri dalam hitungan nominal belaka termasuk kau yang selalu ketakutan kehilangan apalagi yang kau cari.. kemestian kepastian? tokh..sebelumnya kau tidak kenal aku dan bisa hidup . bicara waktu bicara ruang selagi mampu cari peluang itu... itu khan yang kau ingin pastikan lalu apalagi.. kita memang harus memilih satu jalan atau dua lari tiga hidup atau empat mati perempuanku.. ku pikir inilah kesempatanmu jadilah dirimu sendiri... hari belum terlanjur pagi...