Showing posts with label puisiku. Show all posts
Showing posts with label puisiku. Show all posts

30 August 2006

puisi-puisi lama ku...

kertas --21 april 1999 ... pabila gejolak hati tak menentu menanti sang waktu yang tak kunjung berakhir kehadiranmu tak terasa menghanyutkan emosi tercurah dalam deretan kata tanpa makna sementara ekspresi jiwa terus bergelayut mencari kata-kata lentera merah --22 oktober 1999 ... cakrawala di ufuk timur semburatkan warna keemasan sepasang capung berputar-putar nantikan hujan hari ini tak secerah hijau padi dan rumput liar waktunya untuk kembali bekerja demi cita .. seorang kawan pernah berkata; "mimpi adalah kenyataan yang semu..!" tak ku ingkari satupun kata-katanya rasa kehilangan ini semakin larut dalam lamunan malam aku ingin cinta, dirinya dan bibirnya .. api lilin kecil di sudut kamar lamat-lamat meredup kemanakah belahan jiwa berlabuh.. aku sepi maha dewi, engkaukah dirinya? lelah sekujur pikiran menanti hadirmu kembali aku mau lari tapi kakiku terpasung hari mawar di tepi taman meratap kesepian aku bosan dengan kata-kata.. aku bosan dengan fatamorgana .. lentera kunyalakan pertanda malam berpisah dengan matahari ...

20 February 2006

CEMARA DI KAKI GUNUNG MERAPI

tujuh cemara termangu menghadap Sang Timur 
ufuk Barat memerah hantarkan senja basah bulan ini 
seorang bocah laki-laki tertawa jajakan rotinya 
sesekali burung Gereja berceloteh seakan berkata: 
"KITA MASIH SATU DARAH, KAWAN…!" 

tujuh pucuk cemara saksi pertemuan manusia 
dan ketika satu persatu lapuk dimakan jaman 
aku terpaksa bicara: 
"KITA CUMA PUNYA CINTA…!" 

tujuh pucuk cemara tinggal cerita klasik 
dihamparan kegelisahan hari-hari 
tak kudengar lagi harumnya bunga bangkai 
aku mulai tidak mau peduli lagi 
"KITA BUKAN SATU IBU…!" 

[WAKAFIA, 12 JANUARI 2000] 
 …
ketika negeri yang kucintai menjadi sebuah saksi peradaban yang terserak, tercerai berai dengan keinginannya untuk berpisah demi anak bangsa

04 February 2006

puisi untuk diva sarasvati-ku

we should not cease to have a noble dream, and we have to convinct ourselves and others that the dream will surely come true... an "other" world is possible! selagi kita masih bisa berdiri tegak kenangan abis pelatihan gender analysis di usc satunama jogja.. kebetulan aku ada selarik puisi yang benernya seh udah pernah nongol di cybersastra.net Jendela Kamar Masih Tertutup Rapat Dikemas 21/01/2003 oleh avantgarde to: diva sarasvati.. aslinya, perempuan bertajuk diva sarasvati imajiner adanya. ini ku persembahkan kepada perempuan-perempuan yg terus berjuang memposisikan diri sebagai manusia.. jelasnya kita ngga' pernah bikin satu komitmen ada banyak hal yang harus kita penuhi dulu sebelum kau memutuskan untuk terus mengejarku dengan berbagai macam harapan-harapan kosong. aku sudah muak.. ini harus diakhiri. .. usia dua puluh lima bukan sekedar seperempat abad aneh..mengapa harus dipertanyakan dari dulu manusia tidak pernah habis-habisnya membelenggu diri dalam hitungan nominal belaka termasuk kau yang selalu ketakutan kehilangan apalagi yang kau cari.. kemestian kepastian? tokh..sebelumnya kau tidak kenal aku dan bisa hidup . bicara waktu bicara ruang selagi mampu cari peluang itu... itu khan yang kau ingin pastikan lalu apalagi.. kita memang harus memilih satu jalan atau dua lari tiga hidup atau empat mati perempuanku.. ku pikir inilah kesempatanmu jadilah dirimu sendiri... hari belum terlanjur pagi...